Minggu, 18 November 2012

Anggrek Kimilsungia Sebagai Simbol Persahabatan Indonesia – Korea Utara


1332315700607506935Festival Bunga Kimilsungia.” Itulah agenda wisata yang digelar setiap tahun di Korea Utara. Berbagai ragam bunga, terutama jenis anggrek dipamerkan pada acara ini. Bagi rakyat Korea Utara, festival ini memiliki makna penting sebagai wujud penghormatan kepada Bapak Korea Utara Kim Il Sung. Tapi uniknya, pada festival ini Indonesia menjadi satu-satunya negara yang mendapat kehormatan untuk memberikan sambutan pada acara pembukaan.
Dalam sejarahnya bunga “Anggrek Kimilsungia” yang kini menjadi salah satu kebanggaan rakyat Korea Utara memang merupakan simbol persahabatan Indonesia dan Korea Utara.
Anggrek Kimilsungia adalah sebuah kultivar anggrek hibrida. Ia adalah “dendrobium” asli Indonesia dari Sulawesi Selatan. Sedangkan nama “Kimilsungia” adalah ciptaan Presiden Soekarno, dengan memadukan kata Kim Il Sung dan Indonesia. Diplomasi Bunga ala Bung Karno untuk mengikat hubungan kerja sama dengan Korea Utara ini ternyata cukup efektif. Sebab bagi rakyat Korea Utara, anggrek Kimilsungia pemberian Indonesia itu tercermin utuh di dalam bunga keabadian yang selalu mekar di lima benua.
Kisah bunga anggrek Kimilsungia bermula dari kunjungan diplomatik Presiden Korea Utara Kim Il Sung ke Indonesia, 13 April 1965. Pada saat itu, untuk menyenangkan tamunya yang sedang berulang tahun, Presiden Soekarno mengajak Kim Il Sung jalan-jalan di Kebun Raya Bogor, sambil menikmati berbagai jenis tanaman khas Indonesia. Saat mereka berdua melintas dekat tanaman anggrek, Kim Il Sung terpesona akan keindahan anggrek asal Sulawesi Selatan yang sedang mekar. Momen ini dimanfaatkan oleh Presiden Soekarno dengan memetik sekuntum anggrek itu dan diberikan sebagai hadiah ulang tahun kepada sang tamu. Soekarno kemudian memberi nama Kimilsungia pada bunga itu. Sejak itu pula Kimilsungia diabadikan sebagai bunga nasional Korea Utara, sekaligus sebagai simbol persahabatan Indonesia dan Korea Utara.
Tidak hanya Presiden Kim Il Sung, tapi juga takyat Korea Utara merasa gembira dengan pemberian itu. Di Korea Utara, tanaman anggrek ini terus mereka rawat dan dikembangkan sehingga kualitasnya semakin baik. Menurut beberapa sumber, di Korea Utara, Anggrek Kimilsungia kini bisa menghasilkan enam hingga tujuh kuntum bunga pada tiap tangkai. Sementara di Indonesia hanya memiliki tiga kuntum setiap tangkai.
Kebun Raya Bogor
Bagi yang ingin melihat anggrek Kimilsungia tentu tidak harus datang ke Korea Utara, sebab bunga tersebut dapat dilihat di Kebun Raya Bogor. Letaknya didalam bangunan rumah kaca berpagar kayu yang didalamnya terdapat beragam jenis anggrek dari seluruh Indonesia.
Disebelah kanan pintu gerbang kayu itu ada monumen bertuliskan: “Dirumah kaca ini Oresiden Soekarno menghadiahkan sebuah anggrek KIMILSUNGIA (Dendrobium kimilsung flower) kepada presiden Kim Il Sung dan pemimpin Kim Jong Il dari Republik Rakyat Demokratik Korea pada tanggal 13 April 1965.
Peristiwa pemberian bunga ini tentu sudah jauh berlalu. Namun kenangan manisnya masih terasa hingga saat ini. Sebab sekuntum bunga itulah yang menempatkan Indonesia ke dalam lubuk hati rakyat Korea Utara. Karena itu, sangat beralasan jika Khalil Gibran berpendapat bahwa “ Cinta adalah kesegaran dan keharuman bunga yang dikirim Tuhan untuk membuat dunia tersenyum. Parasnya laksana embun menyambut pagi, dan mengilhami bunga untuk menebarkan keharuman dimusim semi, mengilhami kumbang untuk meresapi tentang keindahan sari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar